Aku Benci ODOP

Assalamualaikum...

Halo squad blogger... 

Karena tugas di ODOP pekan kelima ini adalah membuat fiksi mini, maka aku akan beritahu kalian sepojok cerita yang belum pernah aku ceritakan pada siapa pun, dan ini NYATA adanya. 

Begini, seharian aku punya 24 jam. Aku yakin, makhluk bumi pun sama denganku. Hanya saja, entah kenapa aku ingin minta tambahan satu jam lagi pada Allah. Iya, satu jam saja untuk kugunakan apa pun selagi itu baik. 24 jam terasa amat singkat. Kalau kalian sibuk setengah hidup, aku yakin kalian juga pernah berpikiran begitu.

Namun, kadang 24 jam juga terasa berlebihan. Masih ada rongga senggang diantara 24 jam itu. Bulan lalu aku benar-benar merasakannya, maka aku cemplungkan diriku pada sebuah komunitas yang sudah pekan kelima ini aku ikuti, apalagi kalau bukan ODOP.

Aku baru tau, bersedia nge-ODOP sama dengan bersedia ngos-ngosan. Bayangkan saja, tiap hari kita ditantang menulis, apa pun itu, tulis aja. Awal-awal masuk, aku yakin benar hingga aku kena suatu masalah. Saat itu, entah kenapa blogku tidak bisa dibuka. Kalaupun bisa dibuka, itu pun kosong tanpa isi. Padahal sebelumnya sudah ada beberapa tulisanku yang aku post di sana. 

Sedih, begitulah rasanya. Aku tak bisa kecewa, karena aku tau kecewa itu menyakitkan melebihi omongan mantan (katanya). Itu terjadi selama sekitar dua malam. Akhirnya, aku putuskan aku tidak ikut ODOP lagi. Aku pamitan berikut alasan pada seorang PJ cantik nan baik, Kak Nimas. Lama aku menunggu balasan, tapi tak juga ada. Aku pasrah meski masih ada rasa sayang yang pantas untuk ODOP. 

Aku tak sengaja membuka hape setelah beberapa jam lamanya, sebuah balasan yang kutunggu muncul, dari Kak Nimas. Beliau tanya kenapa aku harus mengundurkan diri meski sebelumnya aku sudah menjelaskan apa alasanku. Oke, aku menggamblangkan lagi penjelasanku. Yang saat itu ada dibayanganku adalah jawab semacam ini, "yaudah kalau Hima maunya gitu. Semangat, tetap menulis walau nggak sama odop. Tahun depan coba lagi ya."

 Hatiku sudah siap benar menerima jawaban itu.

Ternyata salah. Sama sekali salah. Kak Nimas justru menuliskan balasan yang membuatku justru terharu dan benci odop. Ya, aku benci sebab odop membuatku merasa nyaman bersamanya. Kak Nimas memberikan solusi, begitu juga denga PJ lain. Dan entah kenapa, saat itu juga blogku sudah bisa digunakan lagi. Sungguh, Allah Maha Lucu.

Dan semoga, aku bisa menyelesaikan Odop batch ini. Sebab aku, terlanjur membencinya yang membuatku nyaman bersamanya.

Doakan aku lulus ngodop batch ini, aamiin... Kamu juga, aamiin...