Tentang Buku #HidupKadangBegitu

 Halo squad... 

Assalamualaikum... Apa kabar nih? 

Yang pada bosen atau bingung mau baca buku apa, aku punya rekomendasi novel motivasi religi yang bagus banget. Kalo boleh, semua orang wajib baca dah. Keren bangeeet... 

Buku apaan tuh? 

Karya siapa?

Kayak gimana?

Dah, yuk langsung lanjut baca daripada makin penasaran.

Jadi buku berjudul #HidupKadangBegitu adalah sebuah buku bergenre islami karya dua orang yang berbeda; yang satu botak (Kang Maman) dan yang satunya gondrong (Gus Nadir). Kang Maman Suherman merupakan seorang jurnalis sekaligus anggota penting di ILK (Indonesia Lawak Klub) yang memiliki latar belakang hebat dalam dunia literasi. Sedangkan Gus Nadirsyah Hosen merupakan putra dari Kyai Ibrahim Hosen. Beliau juga seorang dosen tetap di Fakultas Hukum-nya Monash University dan pengurus penting NU di Australia.

Gambar Buku #HidupKadangBegitu karya Gus Nadir dan Kang Maman
Sumber gambar : mizanstore

Karena kepala dan latar belakang mereka berbeda, pemikirannya pun berbeda. Tapi, perbedaan itu dilebur sama-sama dalam sebuah tulisan yang bisa membuat pembaca mengenal tentang agama, ilmu, dan kemanusiaan. Ya jadi dalam buku #HidupKadangBegitu, Gus Nadir dan Kang Maman membaginya dalam tiga hal besar, yaitu pembicaraan tentang agama, ilmu, dan kemanusiaan. Mereka membicarakannya dalam gaya bahasa masing-masing, pengalaman hidup, atau pun cara pandang masing-masing. Bagaimana pun, sesungguhnya gaya bahasa, pengalaman hidup, dan cara pandang adalah hal yang berbeda dan susah disatukan. Epiknya, hal-hal itu malah disatukan dalam sebuah buku 200 halaman. Jujur, awal-awal baca buku ini aku lebih suka pembahasan dari Kang Maman daripada Gus Nadir, karena lebih mudah dipahami dan sesuai terhadap apa yang biasa terjadi dalam masyarakat. Pas baca hampir ke tengah buku, aku jadi suka pembahasan dari Gus Nadir, karena apa yang beliau bahas sangat berbobot dan aktual. Aku yakin, kalo squad baca buku ini pasti akan punya kecondongan terhadap salah satunya. Jangan khawatir, pembahasan keduanya tetap keren dan nggak bisa dipisahkan.

Meski sesungguhnya dalam buku ini ditonjolkan nilai-nilai keislaman, tapi tidak merendahkan agama lain. Bahkan, dalam bab agama, Gus Nadir membuka bacaan dengan cerita Yesus dan awal mula berdirinya agama Kristen. Mengalir dari cerita itu, Gus Nadir melanjutkan dengan cerita Nabi Muhammad yang saat itu diuji sedemikian rupa hingga dipuncak kesabaran. Jadi, pesan moral di sana tampak jelas kalau penulis ingin menyampaikan tentang hasil kesabaran. Ah... Sangking kerennya cara penyampaian, pas baca buku tanganku refleks tepuk tangan mengapresiasi👏😄 Keren banget pokoknya.

Dalam buku itu pula, Gus Nadir dan Kang Maman berpuisi. Jadi bagi yang suka puisi, buku ini recommended banget. Bahkan Kang Maman juga menunjukkan puisinya yang dibaca orang-orang penting saat itu. Di awal pun, Gus Nadir dan Kang Maman mengkolaborasikan pemikiran hingga menciptakan sebuah puisi yang teramat menyentuh. 

Kalau squad pengen tau lebih lanjut, segeralah beli bukunya dan nikmati pembahasannya. Jangan baca buku ini pas lagi ngantuk, nggak mood, atau pas lagi bosen ngapa-ngapain sebab buku ini perlu dibaca dengan kepala yang mau berpikir. Cocok banget buat remaja, orang dewasa, dan bahkan orang tua. 

Semoga bermanfaat😉


Komentar

  1. masuk wish list nih ini.
    penasaran pengen liat gimana mengemas percakapan ke dalam buku, selain karena isinya juga keren.

    BalasHapus
  2. Aku juga sudah baca buku ini, duet Kang Maman dan Gus Nadzir. Bagus bukunya, daging semua.

    BalasHapus

Posting Komentar