Sidapaksa dan Candi Surowono

Assalamualaikum...
Halo squad blogger...

Aku mau cerita dikit nih, tentang Candi Surowono yang terletak di Desa Canggu, Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
 
Udah pada tau tentang Candi Surowono, belum? Kalau belum, pas banget nih, ayo kita jalan-jalan ke sana🚶🚶


Konon, menurut cerita dari mulut ke mulut, Candi Surowono termasuk salah satu hasil karya Kerajaan Majapahit atau menganut agama Hindu. Candi ini diperkirakan dibangun abad ke 14 M.  Dalam Kitab Negarakertagama, Candi Surowono beberoa kali disebut dan dikisahkan bahwa Sri Kerta Wangker babad alas Surabana (Surowono). Kisah lain juga menyebutkan bahwa Prabu Hayam Wuruk pernah singgah sebentar di Curahbana (Surowono) setelah perjalanan panjangnya dari Blitar.

Namun, yang paling menarik adalah kisah dari masyarakat itu sendiri. Entah benar atau tidak, tetap saja maksud dan tujuannya adalah memberikan ruang pesan di dalamnya. Mau tau ceritanya? Kuy lanjut baca

Konon, ada seorang pria sakti yang menikah dengan gadis cantik dan baik hati. Pria tersebut bernama Sidapaksa dan gadis cantik itu bernama Sri Tanjung. Keluarga mereka hidaup tentram dan nyaman sebab saling mencintai. Sang istri selalu berusaha membahagiakan suaminya, sehingga sang suami pun menaruh kepercayaan besar terhadap sang istri.

Namun, suatu ketika, tugas dari kerajaan mengharuskan Sidapaksa untuk pergi jauh. Bagaimana pun, ia berat hati mengungkapkan istrinya. Apalagi Sri Tanjung memiliki wajah yang cantik, membuat Sidapaksa takut kalau ada lelaki lain yang "mencuri" hati Sri Tanjung. Tapi tugas kerajaan tidak bisa ditolak, ia tetap harus pergi jauh ke tempat yang ditugaskan. Tidak mungkin juga Sidapaksa mengajak Sri Tanjung karena wilayah yang ditugaskan sangat berbahaya.

Beberapa lama kemudian, Sidapaksa telah menyelesaikan tugasnya. Ia bergegas pulang untuk segera bertemu dengan Sri Tanjung. Sayangnya, tepat saat ia pulang, ia melihat Sei Tanjung sedang asyik berbincang dan tertawa dengan seorang lelaki, yang tak lain adalah ayah Sidapaksa. Seketika itu, air muka Sidapaksa berubah marah. Ia memaki Sri Tanjung.

"Kakanda, percayalah, Adinda tidak mungkin menghancurkan kepercayaan Kakanda pada Adinda. Adinda selalu setia pada Kakanda," kata Sri Tanjung yang berusaha meyakinkan Sidapaksa. Tapi terlanjur, Sidapaksa sudah dibutakan oleh apa yang tadi ia lihat, ia telah termakan nafsu. 

"Tidak mungkin! Sudah Kakanda duga kalau Adinda tidak setia! Sekarang, rasakanlah akibatnya! Hiyaaaaa!!!" 

Jrepp!!! Seketika itu, Sri Tanjung wafat sebab dibunuh oleh Sidapaksa. Tapi... yang terjadi setelah itu sangat mengejutkan. Kebetulan juga mereka ada di tepi sungai. Sri Tanjung seperti berlari menuju sungai. Ia berlari dengan menangis. Sidapaksa tidak percaya terhadap apa yang dilihatnya, ia seperti melihat Sri Tanjung yang masih hidup. Sidapaksa pun mengikuti ke mana pun arwah Sri Tanjung pergi. 

Sidapaksa melihat Sri Tanjung berlari menuju tengah sungai, lalu di sana ia diselamatkan oleh ikan raksasa. Seketika itu, Sidapaksa sadar kalau dirinya salah. Ia menyesal telah membunuh istrinya sendiri, padahal dirinya sendiri sudah tau kalau selama ini Sri Tanjung selalu setia padanya.

Sayang, nasi sudah menjadi bubur. Sri Tanjung sudah tinggal nama. Sesakti apa pun, Sidapaksa tak punya ilmu mengembalikan nyawa. 

Begitulah ceritanya.
Nah, squad, jangan sampai kita terperdaya oleh nafsu atau rasa cemburu. Bahaya bener tuh. Melalui cerita ini, semoga kita bisa mengambil hikmah-hikmah yang tersisip di dalamnya. Aamiin...










 

Komentar