Abu Hurairah Protes pada Rasulullah

Squad udah tau belom kisah Abu Hurairah dan Ahli Suffah? Ah... Kalo cerita begini rasanya pengen nangis karena nggak bisa bayangin gimana memprihatinkannya kondisi mereka 😭 Yuk, intip cerita mereka...

Ahli Suffah adalah mereka-mereka yang tidak punya tempat tinggal tetap sehingga akhirnya tinggal di serambi masjid Nabi Muhammad SAW. Kebanyakan begitu, tapi ada juga beberapa orang yang asli ingin dekat dengan Nabi, atau bahasa santrinya "abdi ndalem" sehingga memilih tinggal di serambi itu. Saat itu kondisi Nabi sangat memprihatikan, terutama masalah ekonomi. Bukannya nabi ditakdirkan miskin, tapi malahan beliau memilih  miskin ketimbang berada. Bayangkan saja, nabi harus menghidupi istri-istrinya, putra-putrinya, anak-anak yatim, dan para Ahli Suffah. 

Suatu ketika, di hari yang sangat terik, Abu Hurairah sangat kelaparan. Saat selesai menunaikan salat berjamaah bersama Nabi dan para sahabat, beliau memilih keluar dari masjid terlebih dahulu. Sampai akhirnya, Baginda nabi selesai berdzikir dan akhirnya keluar masjid. Nah, bertemulah dua manusia hebat tersebut. Abu Hurairah tersenyum penuh arti, seakan bilang "saya sungguh teramat lapar, tapi saya akan tetap menahannya". Rasullullah pun membalas senyuman itu, lalu mengajak Abu Hurairah untuk mengikuti beliau.

Ternyata Rasulullah mengajak Abu Hurairah ke rumah beliau. Sampai di rumah Rasulullah, Abu Hurairah baru masuk setelah dipersilakan. Lalu Rasulullah mendapati sewadah susu, salah satu istrinya mengatakan kalau itu hadiah dari seseorang untuk beliau. Tentu saja dalam percakapan itu, Abu Hurairah mendengarnya. Beliau tersenyum, karena dalam bayangannya sebentar lagi perutnya akan terisi. 

"Wahai Abahir!" panggil Rasulullah pada Abu Hurairah.

"Iya, Rasulullah? Saya akan datang dan patuh," jawab Abu Hurairah dengan santun.

"Berikan susu ini pada Ahli Suffah. Mereka tidaklah punya harta, tidak punya tempat tinggal, dan pasti sangat kelaparan. Sampaikan pada mereka agar minum bergantian, jika masih sisa, bawalah ke mari," pesan Nabi.

Dalam hati, Abu Hurairah tak setuju dengan permintaan Nabi. Bagaimana pun, beliaulah yang sangat kelaparan dan seharusnya yang pertama kali menyerutup susu sebelum para ahli Suffah yang banyak jumlahnya itu. Tapi mau bagaimana pun, Abu Hurairah tak akan pernah menukarkan patuhnya pada Nabi hanya untuk meminta penjelasan sedikit saja.

Abu Hurairah berjalan menuju sermabi masjid dengan langkah gontai karena kelaparan. Badannya terhuyung, kakinya gemetar, pandangannya sedikit kabur, dan ingin sekali jatuh pingsan di atas panasnya tanah Arab. Bayangkan saja, rasa lapar pasti juga diselimuti kehausan, apalagi suhu tanah Arab berlipat-lipat lebih panas daripada suhu Indonesia. Namun, sedikit pun Abu Hurairah tak tergoda untuk meneguk susu yang ada ditangannya. Malahan, dengan sekuat tenaga ia berusaha segera sampai di tempat para ahli Suffah berada.

Benar saja seperti dugaannya, jumlah Ahli Suffah sangat banyak hingga membuat Abu Hurairah khawatir kalau susu itu tidak cukup. Padahal, Rasullullah Saw sediri sama sekali belum mencicipi segarnya susu itu. Maka dari itu, sambil menunggu susu diminum bergilir, Abu Hurairah berdoa agar ada sisa. Untuk Rasulullah Saw. dan untuk dirinya sendiri. Manusiawi kan??

Hingga sampai ke orang terakhir, susu itu hanya tersisa sedikit. Abu Hurairah buru-buru kembali ke rumah Rasul untuk mengembalikan susu itu, dalam hati ia masih berharap agar susu itu dibagi juga dengan dirinya. Sesampainya di rumah Rasul, Abu Hurairah kaget karena ada beberapa tamu di sana. Lalu Rasulullah memberikan susu yang tinggal sedikit itu untuk diteguk para tamu. Rasulullah tersenyum jahil pada Abu Hurairah yang sangat kelaparan itu.

"Alhamdulillah," ucap Rasulullah saat mendapati susu itu masih tersisa. Beliau memandang ke arah Abu Hurairah dengan tersenyum lagi. "Wahai Abahir! Susu ini masih tersisa, untukku dan untukmu," kata Rasulullah. 

Abu Hurairah mengehela napas lega. Ia sangat bersyukur, lalu meneguk susu itu dengan penuh nikmat, tapi masih menyisakan susu itu untuk Rasulullah karena Rasulullah belum meneguknya sama sekali. Masya Allah... Bergitulah ternyata, Rasulullah ingin melihat seberapa sayangnya Abu Hurairah pada Allah dan Rasulnya. Terharu banget😩

Nah, squad, kita juga harus niru Rasulullah dan Abu Hurairah ya. Meski tadinya Abu Hurairah sempat protes dalam hati, tapi beliau tetap tunduk patuh pada apa pun yang diperintahkan Rasulullah Saw. 


Komentar

  1. Segala sisi kehidupan Rasulullah saw memang tak pernah tak memberi arti, sungguh role model sejati.

    BalasHapus
  2. Sungguh teladan yang luar biasa dari baginda Rasulullah
    Allahumma solli ala Muhammad
    Salam Kenal

    BalasHapus
  3. Belajar dari setiap sirah Rasulullah dan sahabat emang selalu menyenangkan, kita perlu banyak referensi tentang kehidupan beliau, karena sebaik-baik contoh adalah Rasulullah, dan sebaik-baik manusia adalah yang hidup di zaman beliau ❤

    BalasHapus
  4. MasyaaAllah tauladan terbaik, smga kita senantiasa sllu diluruskan mengikuti amal perbuataannya.

    BalasHapus
  5. Masyaallah, malu baca kisah ini, belum sampai pada tingkatan cinta yang demikian besar pada Rasulullah...

    BalasHapus
  6. Masya Allah... Memang Rasullullah adalah sebaik-baiknya Tauladan 🙏

    BalasHapus
  7. Bisa menangis, bisa senyum sendiri membaca kisah" Rasulullah

    BalasHapus

Posting Komentar